Hai. Perkenalkan
nama saya Novin Aditya Ikhsandi. Sebuah nama yang diberikan oleh kedua orang
tua saya, yang kalau di artikan “Novin adalah gabungan nama orang tua saya
yaitu Nova (Ibu) dan Indra (Ayah). Aditya yang berarti pagi atau fajar. Karena
saya di lahirkan di pagi hari. Ikhsandi berarti bijaksana. Orang tua saya
berharap kelak saya menjadi anak yang bijaksana kedepannya.” Teman teman biasa
memanggil saya dengan sebutan Novin. Saya lahir di Jakarta, pada tanggal 13
Maret 1996. Saya adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Saya tinggal di daerah
sawangan depok. 19 Tahun sudah saya tinggal bersama orang tua saya. Pekerjaan
ayah saya adalah Wiraswasta sebagai penjual kacamata atau biasa di sebut Optik
di kawasan Kampung melayu, Jakarta timur. Sedangkan pekerjaan Ibu saya adalah
Sekretaris di perusahaan Jepang bernama PT. Otsuka Indonesia di Jalan
simatupang, Jakarta Selatan. Saya
mempunya 1 orang adik yang bernama Muhamad Rayvaldy. Dia bersekoah di SMAN 5
Depok yang tentunya dulu saya pernah sekolah disana juga.
Pada
saat TK dulu saya hanya 1 tahun. Beda dengan anak biasanya yang biasanya 2
tahun. Dikarenakan hanya 1 tahun, saya pun terlalu cepat masuk Sekolah dasar.
Pada kelas 1 sampai 4 saya selalu mendapat peringkat 10 besar. Karena sedang
ingin main di Kelas 5 nilai saya menurun drastis dan tidak mendapat peringkat.
Lulus dari sd saya masuk SMP Negeri di depok. Saat SMP saya meminta untuk masuk
Les bahasa Inggris di daerah cinere. Sekalian pula orang tua saya memasukan
saya ke salah satu Bimbingan Belajar saat itu.
Seiring
berjalannya waktu ketika SMP, saya mulai menyukai Musik. Memulai dengan belajar
gitar secara otodidak. Membeli buku gitar yang di jual di depan sekolah.
Belajar gitar dengan membaca buku etnik kumpulan lagu pop yang popular pada
saat itu. Berjalannya waktu saya mulai mahir di alat musik Gitar dan ingin
mencoba menjelajah alat music lainnya. Seperti Bass, Drum dan Keyboard. Secara
basic, belajar bass akan mudah jika bisa bermain kunci Balok pada gitar.
Penasaran dengan alat music Drum, saya mencoba latihan di studio dekat sekolah
dengan beberapa teman. Dengan ilmu otodidak melihat tutorial di Youtube, saya
mulai lancar dengan drum. Beda dengan keyboard yang saya fikir akan mudah.
Tetapi sulit dan rumit untuk belajar secara otodidak.
Pada
akhir tahun di SMP, saya dengan beberapa teman selalu mengisi acara sekolah
dengan pentas seni musik. Mau it acara yang diadakan oleh luar sekolah ataupun
yang diadakan sekolah, saya dan teman teman saya selalu ingin tampil di acara
tersebut. Sebelum acara perpisahan sekolah, saya dan beberapa teman saya
membentuk sebuah band untuk acara perpisahan sekolah. Dengan beranggota 5 orang
kamipun cukup di kenal di lingkup sekolah. Mulai dari guru, teman se-angkatan,
maupun adik dan kakak kelas cukup mengenal band kami yang sudah biasa mengisi
acara dari kelas 2 SMP.
Lulus
dari SMP, saya masuk sekolah yang cukup ternama di daerah depok yaitu SMAN 5
Depok. Setelah masuk sekolah menengah, saya merasakan banyak hal yang berubah
semenjak lulus dari SMP. Seperti penasaran dengan hal yang nakal seperti bolos
sekolah, mencoba mencari teman perempuan, memanjangkan rambut, mengecilkan
celana atau biasa disebut dengan celana corong, baju yang tidak masuk dan masih
banyak hal yang biasa di lakukan di SMA.
Mulai
terbiasa dengan lingkungan baru saya mulai mencari tahu apa kelebihan yang ada
di diri saya. Di kelas 10 atau kelas 1 saya masuk Ekskul Bola Basket. Karena
saya sudah suka bermain basket dari SMP, saya ingin meningkatkan permainan
basket saya. Pada saat saya ikut Ekskul Bola basket yang dikenal dengan sebutan
LIBAS ( Lima Basket ), saya terkejut dengan cara latihan untuk SMA. Menguras
tenaga lebih banyak di latihan fisik yang hamper di adakan 3 sampai 4 Kali
dalam satu bulan. Dengan kerasnya latihan, Libas pun di akui selalu mendapat
Juara pada setiap tournament yang di adakan di daerah depok. Akan tetapi
setelah tournament pertama, saya kurang aktif karena sangat keras latihan yang
diberikan dan tugaspun sudah mulai banyak.
Kelas 11
atau kelas 2 saya dengan angkatan saya pergi ke Bali dan Yogyakarta dalam
rangka Study Tour yang selalu di adakan jika siswa kelas 2. Perjalanan yang
tidak dapat di lupakan saat pergi ke bali untuk pertama kalinya sangat
menjadikan pengalaman yang tidak akan dilupakan. Lelah memang perjalanan dari
Depok menuju Bali yang memakan waktu 1 Hari 1 malam karena menggunakan Bus.
Sepanjang perjalanan menuju bali, saya
menikmati perjalanan dengan tertawa, melihat pemandangan yang kami tidak
pernah lihat sebelumnya di daerah Jawa, chatting dengan teman perempuan yang
ada di depok, mengobrol, tidur dan banyak lagi sambil menunggu tiba. Saat
sampai di pelabuhan penyebrangan di Banyuwangi, Jawa timur saya sangat tidak
sabar untuk pertama kalinya naik kapal Ferry. Saat menaiki kapal belum terasa
apa apa. Tapi, saat sudah lepas pantai, mulailah seperti guncangan ombak yang
membuat kapal bergoyang. Pertama kali menginjakan kaki di Pulau dewata ini
sangat berbeda dengan pulau jawa. Di setiap toko, tempat penginapan atau semua
tempat disini selalu ada sesajen yang sudah tradisi rakyat bali yang di
dominasi dengan Agama hindu.
Pada
tahun terakhir SMA kelas 12 atau Kelas 3, saya mulai mengenal game online, game
console apapun yang bersangkutan dengan Video Game. Tidak kecanduan di Video
Game karena sudah kelas 3 saya mencoba untuk belajar lebih giat untuk
mempersiapkan Ujian nasional dan Tes masuk Perguruan Tinggi Negri atau yang sering di sebut SBMPTN. Di
kelas 3 saya masuk Bimbel untuk mempersiapkan ujian. Waktu berjalan cepat saat
kelas 3 SMA tiba tiba ujian sudah menghitung hari. Persiapan sudah matang saat
menjelang ujian nasional saat itu. Selesai ujian nasional saya masih
mempersiapkan diri untuk seleksi PTN. Saya dapat ujain PTN di sekolah ternama
di daerah Cilandak. Untuk berhasil menembus ujain ini sangat susah. Karena
saingan berasal dari manapun di Indonesia. Saat itu saya memilih pilihan
pertama Universitas Indonesia dengan Fakultas Komunikasi, pilihan kedua
Universitas Padjajaran dengan Fakultas Komunikasi. Karena dari dulu setiap test
Potensi akademik saya selalu menganjurkan untuk mengambil jurusan PR ( Public
Relation ) yaitu di fakultas Komunikasi.
Setelah
menunggu beberapa lama setelah ujian PTN, saya pun mencoba test di beberapa
Perguruan Tinggi Swasta seperti Universitas Pancasila, Trisakti, Al-Azhar,
Universitas Gunadarma, Universitas Pembangunan Nasional ( UPN ). Beberapa hari
saya mengambil hasil test yang di beberapa Kampus yaitu di terima semua.
Mungkin karena persiapan saya yang kurang dan banyaknya saingan dari berbagai
daerah, test masuk PTN saya pun gagal. Kata menyesal hanya akan muncul
belakangan. Setelah beberapa lama saya dan keluarga memikirkan untuk mengambil
Universitas Gunadarma yang terkenal dengan Teknologi Informasi ( IT ), saya
mengambil Fakultas FIKTI dengan jurusan Sistem Informasi. Dengan tidak
mempunyai banyak basic di dunia computer, saya beranikan diri untuk mencoba di
jurusan ini.
Pada
proses menyerahkan berkas berkas, saya berfikir untuk kampus manapun sama saja
asalkan bagaimana cara kita untuk menjalankannya dengan tulus atau karena hanya
untuk sekedar kuliah. Memulai di jurusan yang mungkin jarang dan hampir tidak
pernah saya dapatkan ketika sekolah. Libur sebelum mulainya perkuliahan ada
saja yang mengajak bermain untuk menghabiskan waktu menuggu libur usai. Ada
salah satu kakak kelas yang menjadi teman dekat saya yang sudah berkuliah lebih
dulu di Fakultas kedokteran yang selalu mengajak bermain dengan temannya di
kampusnya di daerah ciputat tanggerang. Mengenalkan rasanya asrama, cara
berkuliah, mengatur jadwal bermain dan belajar yang baik. Karena berkelut di
dunia kedokteran, saya jadi mengetahui cara para mahasiswa kedokteran belajar
dalam waktu yang sangat singkat harus menghafal banyak materi karena Ujian
mereka akan ada setiap minggunya.
Pertama
kuliah di Universtias Gunadarma saya bertemu orang baru, wilayah baru, ruang
lingkup baru, suasana baru dan sangat berbeda dengan lingkungan sekolah. Cara
belajar yang tidak terlalu sama dengan belajar saat sekolah. Seperti berpindah
gedung, berpindah kelas, naik turun tangga, dan banyak sekali yang berubah dari
sekolah tidak saya dapatkan dan baru saya rasakan di dunia Kuliah. Mencoba
untuk bermain dengan teman lama itu sudah hampir tidak bisa. Perbedaan jadwal,
teman yang merantau ke daerah, teman yang sudah jauh tidak ada kabar. Hanya
kampus tempat tujuan sehari hari. Tetapi saya mencoba untukmembaur dengan
suasana lingkungan baru. Perlahan pun terbiasa dengan lingkungan kampus.
Selesai lah masa masa sekolah yang sudah cukup selama 12 tahun. Kini saatnya mencoba
untuk serius karena masa depan sudah berada di tangan kita sekarang.
Tak
terasa sudah semester 5 saya menjalankan perkuliahan. Sangat tidak terasa masa
remaja yang sudah akan berakhir. Saya tidak ingin mensia-sia kan masa masa
remaja yang sudah tidak akan lama lagi akan menjadi masa dewasa. Tidak akan ada
masa bermain main jika sudah dewasa. Pemikiran harus lebih rasional, realistis
dan harus selalu bertanggung jawab di setiap apa yang di lakukan. Masa masa
serius yang harus di lewati mahasiswa di semester 5 ini rata rata adalah
mental, fisik dan dukungan dari orang terdekat. Sedikit lagi masa masa kuliah
akan berakhir dan masa masa bermain sudah makin berkurang. Jadi selalu
manfaatkan setiap moment bahagia bersama orang terdekat, teman, pasangan, sahabat
dan dengan siapapun tu. Karena itu tak akan terulang lagi. Sudah saatnya
menjadi diri yang dewasa sejak dini. Mempersiapkan sematang mungkin untuk ke
depannya. Saya selalu berfikir bahwa saya tidak ingi selalu menyesal belakangan
seperti pengalaman – pengalaman sebelumnya yang membuat saya down. Jadi saya
selalu belajar bersyukur apapun kebahagiaan yang pernah saya rasakan. itu akan
menjadi pengalaman